Perempuan lebih berisiko mengalami migrain dibandingkan laki laki. Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis neurologi Dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M.Biomed dari Persatuan Dokter Neurologi Indonesia (PERDOSNI). "Perempuan mempunyai peluang untuk menderita migrain 3 4 kali lebih sering dibandingkan pada pria," ungkapnya pada media briefing virtual, Kamis (13/6/2024).
Dr Restu menjelaskan bahwa migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi. Gejala migrain bisa bertambah berat apabila penderitanya melakukan aktivitas fisik intens. Biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, atau pasiennya merasa sensitif terhadap suara atau cahaya terang.
Fenomena Perceraian dan Penyebabnya Serambinews.com Jennifer Coppen Jelaskan Kabar Kisruh Perkawinan hingga Disebut Cerai Sebelum Dali Wassink Meninggal Wartakotalive.com Bau Mulut yang Mengganggu Mungkin Pertanda Penyakit Ginjal Kronis, Ini Gejala dan Penyebabnya! Serambinews.com
Ia melanjutkan, gejala migrain perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria. Lebih lanjut, dr Restu pun menjelaskan penyebab serangan migrain pada perempuan berkaitan dengan hormon seperti adanya peningkatan hormon estrogen pada perempuan. Terutama dalam siklus menstruasi atau kehamilan, berperan dalam peningkatan kadar calcitonin gene related peptide (CGRP), yang bisa memicu serangan migrain.
"Pada wanita akan terjadi perubahan hormonal mulai dari pubertas, menstruasi, hamil, dan menopause. Dikatakan bahwa pada wanita estrogen memegang peran penting terhadap CGRP sebagai pencetus migrain," jelas dr Restu. Intensitas migrain pada perempuan biasanya mulai meningkat pada masa pubertas. Kemudian memuncak pada masa reproduksi serta menurun saat perempuan memasuki masa menopause.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.